Serpong, (14052025) — Dalam dunia medis modern, penggunaan radioisotop untuk diagnosis dan terapi terus meningkat, terutama dalam bidang kedokteran nuklir. Terapi menggunakan zat radioaktif berwaktu paruh pendek seperti Iodium-131 (I-131), Technetium-99m (Tc-99m), dan Fluorine-18 (F-18) telah menjadi bagian penting dalam penanganan kanker dan penyakit tiroid. Namun, di balik manfaat medisnya, terdapat tantangan besar dalam pengelolaan limbah cair dari pasien radioaktif, terutama limbah dari toilet. Menjawab kebutuhan kritis ini, PT. Radpro Energi Mandiri menghadirkan layanan pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) khusus untuk toilet pasien radioaktif, sebuah solusi yang dirancang untuk mengendalikan pencemaran radiasi sejak dari sumbernya.
Setelah terapi radioaktif, pasien dapat mengeluarkan sisa zat radioaktif melalui urin dan feses selama beberapa jam hingga hari, tergantung jenis radionuklida. Tanpa pengolahan yang benar, limbah cair ini berpotensi mencemari saluran air umum dan membahayakan petugas kebersihan, lingkungan sekitar rumah sakit, dan masyarakat luas. Oleh karena itu, IPAL khusus ini dirancang untuk menahan limbah sementara, mengendapkannya, dan hanya membuangnya ke sistem sanitasi umum setelah tingkat radioaktivitasnya turun di bawah batas aman yang diatur oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) atau dengan istilah klirens.
Direktur Utama PT. Radpro Energi Mandiri, Suroyo menjelaskan bahwa sistem IPAL yang mereka tawarkan telah melalui kajian teknis mendalam dan mengadopsi praktik terbaik internasional dari IAEA (International Atomic Energy Agency). "IPAL untuk pasien radioaktif bukan sekadar septic tank atau tangki penampung biasa. Ini adalah sistem proteksi radiasi aktif, yang dirancang dengan sistem isolasi, monitoring, dan penyimpanan sementara sesuai waktu peluruhan radionuklida,” jelasnya.
Layanan pengadaan IPAL dari PT. Radpro Energi Mandiri meliputi: Kajian kebutuhan teknis berdasarkan jenis terapi nuklir di fasilitas medis; Perancangan sistem IPAL terintegrasi dengan instalasi toilet pasien; Pengadaan dan pemasangan peralatan, termasuk tangki penyimpanan, sistem pemantauan radiasi, dan pengatur aliran; Sosialisasi dan pelatihan petugas rumah sakit terkait pengoperasian dan pemeliharaan. Dengan menghadirkan solusi ini, PT. Radpro Energi Mandiri memperkuat perannya sebagai mitra strategis rumah sakit dan klinik kedokteran nuklir, tidak hanya dalam penyediaan alat proteksi radiasi, tetapi juga dalam sistem pengelolaan limbah radioaktif yang aman, legal, dan berkelanjutan. Langkah ini juga sejalan dengan upaya nasional dalam memperkuat sistem keselamatan radiasi medis di Indonesia, sekaligus mencegah insiden kontaminasi yang dapat mencoreng reputasi institusi pelayanan kesehatan dan membahayakan masyarakat. (yy)
